
Berkembangnya teknologi tentu mempengaruhi berbagai kegiatan industri, salah satunya logistik. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas bagaimana permasalahan logistik dan solusinya yang seringkali dihadapi oleh perusahaan-perusahaan penyedia jasa logistik.
Kegiatan pendistribusian yang dilakukan oleh perusahaan logistik yakni dengan mengantarkan barang- barang besar antar kota, antar pulau bahkan antar negara merupakan suatu hal yang umum.
Namun jika Anda lihat bagaimana jasa pengiriman logistik bekerja, tentu masih banyak masalah yang mungkin juga dirasakan oleh masyarakat yang menggunakan jasanya.
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas contoh permasalahan logistik dan solusinya yang sering terjadi di Indonesia.
Masalah Logistik di Indonesia
Permasalahan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh berbagai perusahaan industri, begitupun dengan perusahaan logistik yang bertanggung jawab dalam pengiriman barang.
Jasa pengiriman yang mengantarkan barang kecilpun bertanggung jawab atas barang yang diantar, apalagi barang besar yang pastinya memiliki jumlah dan bobot yang lebih banyak.
Hal tersebut menjadi salah satu pemicu mengapa perusahan logistik kini meningkatkan layanannya yakni dengan memanfaatkan teknologi-teknologi yang ada.
Namun sebenarnya apa saja masalah logistik di Indonesia yang sering dihadapi oleh perusahaan? Berikut informasinya untuk Anda.
1. Minimnya Informasi dan Komunikasi
Beberapa perusahaan logistik pasti pernah mengalami hambatan dalam hal informasi dan komunikasi. Maksudnya adalah, sebagian perusahaan masih menggunakan sistem manual atau paper based system.
Menjadikan permasalahan seperti barang yang dikirimkan mengalami hambatan yang semestinya diketahui oleh penerima atau pengirimnya.
Namun karena perusahaan tersebut memiliki keterbatasan jangkauan terhadap konsumen maka informasi tersebut jadi tidak sampai, sehingga menimbulkan permasalahan baru yang seharusnya dapat diselesaikan dengan hanya sekejap saja.
Permasalahan seperti inilah yang membuat perusahaan logistik terkadang dianggap buruk di mata masyarakat sehingga menjadikan konsumen tidak mempercayainya lagi.
2. Permasalahan Infrastruktur
Kasus lain yakni tentang permasalahan infrastruktur, bahwasannya permasalahan ini adalah yang paling berat di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain.
Permasalahan infrastruktur tersebut terbagi menjadi beberapa aspek, diantaranya mengenai pelabuhan di Indonesia dan prasarana jalan.
Infrastruktur pelabuhan
Kasus utama dalam permasalahan pelabuhan adalah, belum tersedianya pelabuhan hub internasional di Indonesia. Bahwasannya peningkatan perdagangan secara global terus meningkat kedepannya sehingga harus diantisipasi dengan baik.
Infrastruktur prasarana jalan
Pendistribusian barang akan terhambat jika kondisi jalan atau kedisiplinan pengendara masih belum terselesaikan. Contoh dari kasus ini adalah lintas ekonomi Jawa dan Sumatera yang membutuhkan perbaikan pada jalur utama perekonomian sehingga kegiatan distribusi barang lebih efektif.
3. Biaya Pengiriman
Permasalahan kali ini seringkali dirasakan oleh konsumen yang menggunakan jasa pengiriman barang antar pulau. Luasnya kepulauan di Indonesia menjadi penyebab mahalnya pendistribusian barang.
Seperti yang diketahui, bahwasannya pendistribusian barang antar pulau harus menggunakan alat transportasi laut, yakni kapal. Moda tersebutlah yang membuat harga menjadi relatif tinggi sehingga para konsumen sangat berat jika harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal.
Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia tergolong sebagai negara dengan biaya pengiriman yang tinggi, perbandingannya yakni sekitar 23 persen.
4. Barang Rusak di Perjalanan
Dalam sehari pengiriman saja, barang bisa mencapai ratusan hingga ribuan, hal tersebut membuat jasa pengiriman tidak dapat mengontrol satu persatu kondisi fisik barang konsumennya.
Hal tersebut bisa terjadi antara beberapa faktor, yakni pembungkusan barang yang kurang tepat, kondisi barang yang mudah rusak atau goncangan transportasi yang membuat barang menjadi rusak.
Kasus tersebut tentu membuat konsumen rugi apalagi jika konsumen tidak memiliki asuransi atas barangnya.