
Banyak bisnis logistik di Indonesia yang harus menghadapi tantangan mulai dari biaya pengiriman yang terus meningkat sampai dengan kompleksitas manajemen transportasi. Penerapan otomasi Transportation Management System adalah jawaban yang tepat untuk menghadapi tantangan tersebut.
Hal ini karena fungsi transportasi merupakan fungsi terpenting dalam kegiatan logistik. Sudah pasti perusahaan harus memanfaatkan teknologi seperti sistem TMS untuk meningkatkan manajemen logistiknya.
Pengertian TMS
Bagi sebagian orang mungkin pernah bertanya mengenai apa itu TMS? Istilah ini memang masih belum familiar di telinga sebagian besar orang, apalagi mereka yang memang tidak bergelut di bidang transportasi.
TMS atau Transportation Management System adalah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu mengoptimasi penggunaan transportasi. Dengan kata lain, TMS adalah perangkat lunak berbasis otomasi yang digunakan dalam pengelolaan transportasi.
Fungsi TMS
Beberapa fungsi utama dari TMS antara lain procurement (menentukan kinerja pengadaan, manufacturing (optimalisasi proses produksi), dan customer relationship management (manajemen hubungan konsumen).
Tantangan dan Solusi Manajemen Transportasi di Indonesia
Terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi bisnis transportasi logistik dalam menjalankan operasional bisnisnya. Tantangan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Kebutuhan biaya yang tinggi
Tantangan terbesar dalam manajemen transportasi adalah mengenai biaya yang tinggi. Pengalokasian pesanan yang selama ini dilakukan secara manual membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit.
Selain itu, perencanaan rute perjalanan secara manual juga menjadikan biaya perawatan kendaraan sering dikeluarkan perusahaan. Ditambah lagi waktu mengemudi yang tinggi dan sering adanya keterlambatan pengiriman juga memakan biaya besar.
Sejumlah masalah tersebut akhirnya membuat perusahaan harus menggelontorkan biaya besar. Jadi benar bahwa masalah biaya adalah tantangan besar yang dihadapi bisnis logistik.
Namun, masalah biaya dapat diminimalisasi dengan memanfaatkan perangkat lunak untuk otomasi TMS.
2. Masalah infrastruktur
Selain biaya, masalah infrastruktur di Indonesia juga menjadi penghambat bagi perusahaan transportasi. Kendala utamanya pada transportasi darat. Indonesia harus bergantung pada pengangkutan jalan untuk kargo.
Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya infrastruktur perkeretaapian. Biasanya perusahaan logistik sangat bergantung pada Malaysia dan Singapura untuk menghadapi tantangan ini.
Adanya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah meskipun meningkat tetapi masih kurang mencukupi dibandingkan pada negara maju. Oleh karenanya, TMS warehouse sebagai sistem transportasi adalah solusi terbaik.
3. Manajemen perawatan kendaraan cenderung buruk
Perawatan kendaraan juga menjadi tantangan perusahaan transportasi. Sebab, masalah ini mendorong membengkaknya biaya bahan bakar, menyebabkan mesin bekerja lebih keras, dan sebagainya. Hal ini bisa mengakibatkan kerusakan mesin secara permanen seiring berjalannya waktu.
Untuk mengatasi hal ini, bisnis transportasi logistik dapat menggunakan perangkat lunak untuk melacak armada secara akurat. Hal ini berguna dalam memantau kendaraan dan meningkatkan efisiensi pemeriksaan dan pemeliharaan kendaraan.
4. Kapasitas kendaraan tidak dapat dimaksimalkan
Ketika menggunakan sistem transportasi konvensional, kapasitas kendaraan tidak bisa dimaksimalkan. Hal ini karena Anda dengan tim harus melihat detail ukuran, jenis produk. dan jumlah produk yang akan diangkut.
Alhasil, pengecekan secara manual bisa jadi memberikan hasil yang salah. Dengan kata lain, kendaraan tersebut seharusnya bisa menampung lebih banyak barang.
Nah, adanya tantangan ini kemudian menjadi celah TMS logistik untuk membantu menyelesaikannya. Melalui tracking pada perangkat lunak, Anda dapat memaksimalkan kapasitas angkutan.